Sejarah Rumah sakit wijaya kusumah kuningan |
Sebagai rumah sakit yang kental dengan unsur keislaman dan sesuai dengan misinya maka Rumah Sakit Wijaya Kusumah dengan segenap elemen yang ada didalamnya, sadar betul bahwa uapaya pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat merupakan suatu ikhtiar yang keberhasilannya sangat tergantung kepada Allah SWT, sebagaimana firman-Nya Wa Idzaa Maridhtu fahuwa yasyfiin.
Dan apa bila aku sakit maka Dilah (Allah) yang menyembuhkan (Qs.Asy-Syu ara:80).
Oleh karena itu dalam rangka pengejawantahan komitmen keislaman di Rumah Sakit Wijaya Kusumah, maka firman Allah tersebut diatas disepakati untuk dijadikan sebagai motto kerja bagi para dokter, perawat dan seluruh karyawan Rumah Sakit Wijaya Kusumah.
Jika kita memasuki atau berada di Rumah Sakit Wijaya Kusumah, kita dapat membaca motto Rumah Sakit Wijaya Kusumah secara jelas di lobi rumah sakit. Motto tersebut selain sebagai renungan bagi umat Islam, juga menjadi bagian dari ornamen gedung rumah sakit sehingga melengkapi keindahan dan kesejukan bagi para pengunjung.
Lebih dari itu dipampangnya motto dimaksudkan untuk memupuk loyalitas tekad pantang menyerah, sikap disiplin, kerja keras, jujur, berkepribadian, berfikir positif, rasional, obyektif, adil dan berhati bersih serta tertib beribadah bagi setiap individu pengelola Rumah Sakit Wijaya Kusumah. Hal ini sesuai dengan budaya kerja rumah sakit yaitu, 3S (salam, sapa dan senyum) dan 5R (ramah, rapih, rajin, rawat dan responsif. Dengan demikian diharapkan pelaksanaan tugas dan fungsi rumah sakit merupakan wujud amal shaleh pada sesama sesuai visi dan misi yang telah ditetapkan.
Cikal bakal berdirinya rumah sakit ini bermula dari adanya ajakan Bupati Kuningan sewaktu dijabat oleh Drs. Jufri Pringadi. Beliau selalu menghimbau agar masyarakat Kuningan, bagi yang berada didaerah maupun yang sedang merantau di kota besar khususnya di Jakarta dan Bandung, kiranya dapat menaruh minat untuk ikut serta membangun daerah asalnya di Kuningan.
Berkali-kali ajakan tersebut dilontarkan oleh Bupati Kuningan baik melalui forum-forum resmi seperti dalam forum ulang tahun Kuningan, yang pada setiap tahunya selalu diadakan, maupun dalam rangkaian kunjungan silaturahminya mendatangi tokoh-tokoh Kuningan di Jakarta. Salah satu tokoh yang dihimbau dan didatangi oleh bupati kuningan tersebut diantaranya H. Sjamhudi.
Kita ketahui bahwa H. Sjamhudi adalah businessman sukses yang memiliki segudang pengalaman dengan intensitas dan kualitasnya yang tinggi dalam berbagai usaha yang digelutinya. H. Sjamhudi sendiri adalah murni pituin Kuningan, tepatnya di Desa Baok, Kecamatan Ciwaru yang sudah puluhan tahun menetap di Jakarta. Ia merupakan putra tertua dari pasangan H. Satria (alm) dan Hj. Uminah (alm)
Sebagai pengusaha sukses dan mempunyai kepedulian yang tinggi untuk memajukan Kabupaten Kuningan, maka ajakan Bupati tersebut mendapat respon positif dari H. Sjamhudi. Sejak itu H. Sjamhudi mamulai memikirkan dan mengidentifikasi bentuk sumbangan apa yang paling tepat dan bermanfaat bagi masyarakat kuningan.
Tak lama setelah melalui berbagai pertimbangan, khususnya input dari Dr. Habban Abdurrahman, H. Sjamhudi memutuskan untuk segera membangun Rumah Sakit Swasta di Kuningan. Walau dalam proses pengambilan keputusan ada juga teman-teman bisnisnya yang menyarankan tidak berinvestasi dalam bentuk rumah sakit denga alasan sudah ada dua rumah sakit yang memadai yang dapat melayani pasien untuk tingkat Kabupaten Kuningan, yakni RSUD 45 dan RS Sekarkamulyan Cigugur, namun demikian, tekad H. Sjamhudi untuk mendirikan rumah sakit tersebut tampaknya sudah bulat dan matang sehingga optimisme H. Sjamhudi dari waktu ke waktu bertambah kuat untuk mendirikan rumah sakit swasta di Kabupaten Kuningan.
Untuk mewujudkan pembangunan Rumah Sakit Wijaya Kusumah, langkah awal yang ditempuh oleh H. Sjamhudi adalah membentuk sebuah yayasan yang berfungsi sebagai payung organisasi dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen rumah sakit, baik dari mulai planing, organising, actuating,, sampai kepada controling (POAC).
Yayasan tersebut kemudian diberi nama Yayasan Wijaya Kusumah, yang didalamnya mengandung arti dan nilai keabadian, keteladanan, kejuangan dan sekaliguspula dengan nilai kedaerahan. Sesuai dengan akta notaris Imas Fatimah, SH, nomor 33 tanggal 11 Januari 1985, maka formasi dan susunan pengurus Yayasan Wijaya Kusumah itu meliputi tiga unsur penting yang saling menunjang, yaitu unsur dewan pendiri, unsur pelindung/penasehat dan unsur badan pengurus.
Selain H. Sjamhudi pada jajaran dewan pendiri duduk pula nama-nama pengusaha terkenal lainnya di Jakarta seperti H. Zaelani Zein, H. Effendi Yisuf, dan H. Sumya Azis Shobari.
Untuk unsur pelindung/penasehat dijabat oleh dua orang tokoh daerah yang berpengaruh saat itu, yakni Drs H. Djufri Pringadi dan H. Achmad Sanusi.
Jajaran badan pengurus diamanatkan kepada H. Sjamhudi (Ketua Umum), H. Zaelani Zein (Ketua I), Dr. Habban Abdurrahman (Ketua II), H. S. Djuanda (Sekretaris I), dan Ny. Hj. Nani Sjamhudi (Sekretaris II), H. Sumya Azis Shobari selaku Bendaharanya.
Sejak berdirinya Yayasan Wijaya Kusumah yang kantor pusatnya di Jalan Tener Raya No.5 Jakarta Timur, cita-cita H. Sjamhudi untuk turut berperan mewujudkan dan meningkatkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi semua lapisan masyarakat di Kuningan semakin mendekati kenyataan. terlebih dengan adanya dukungan dari para tokoh masyarakat dan alim ulama, semakin mempercepat terealisasinya Rumah Sakit Wijaya Kusumah.
Akhirnya hanya dalam waktu tiga bulan sejak berdirinya Yayasan Wijaya Kusumah, tepatnya tanggal 1 April 1985, dilakukan peletakan batu pertama pembangunan Rumah Sakit Wijaya Kusumah di areal tanah seluas 12.650 meter persegi. Pada kesempatan itu hadir dan ikut meletakkan batu pertama antara lain :
- H. Sjamhudi
- H. Sumya Azis Shobari
- H. Zaelani Zein
- Drs. H. Djufri Pringadi
- Dr H. Toteng Djauhari Indraatmadja ( waktu itu selaku Kepala Dinas Kesehatan Kab. Kuningan).
Dibawah Naungan Yayasan Wijaya Kusumah ( Akta Notaris Imas Fatimah, SH. No. 33 ), Rumah Sakit Wijaya Kusumah mengawali pelayanannya dengan hanya memiliki fasilitas Rawat Jalan dan Rawat Inap sebanyak 35 TT. Seiring dengan makin meningkatnya kepercayaan masyarakat, menuntut adanya perluasan dan pengembangan fasilitas sarana dan pra sarana serta jenis pelayanannya. Sebagai respon atas animo masyarakat tersebut maka pada tahun 1989 dilakukan penambahan tempat tidur menjadi 75 tempat tidur, pada tahun 2002 dilakukan pula perluasan bangunan dan penambhan tempat tidur menjadi 130 tempat tidur serta pada tahun 2008 telah dibangun fasilitas ICU dengan kapasitas 6 tempat tidur.
Pengembangan sarana tersebut seiring dengan meningkatnya pemintaan masyarakat yang memerlukan pelayanan kami, Oleh karena itu komitmen kami untuk melakukan perbaikan yang tiada henti, terus dilakukan pada berbagai segi, didukung oleh tenaga-tenaga professional dibidangnya masing-masing dengan tujuan dapat memberikan pelayanan terbaik dan Islami
Sumber : http://rswijayakusumah.com/main.php?module=main
Post a Comment